Permainan Semesta
Sebutlah cerita ini permainan semesta.
A melihat B di suatu tempat yang tak disangka.
Sebut saja nirvana.
A mengejar B, ingin tahu dengan pasti apakah itu benar B
yang Ia tahu atau bukan. Ternyata benar.
Dunia sempit. Sejak saat itu B selalu
datang ke nirvana. Setiap tahun sekali. B sesekali ingin berjumpa dengan A, namun
semesta tak pernah mengijinkan.
Hingga suatu ketika setelah bertahun-tahun, B
mencari A lewat sebuah medium. A pun membalas. Dari situ lontaran demi lontaran
ucapan saling berbalas. Mereka merasa terkoneksi. Lebih tepatnya, A merasa
terkoneksi.
Merasa bahwa B adalah tepat untuknya, A
mencoba menyelami. Semakin menyelami
semakin dalam, A mendapatkan suatu fakta yang amat menggoncang
hatinya. Bahwa B sudah punya C. C sangat
mencintai B. A yang sudah mulai belajar mengenal B pun terpekur. Tak ada
satupun lontaran yang ke luar dari mulut B bahwa Ia sudah punya C.
A pun bimbang. Mencoba menyalahkan tapi bahkan
tak tahu apakah ada yang patut disalahkan atau tidak.
Salah B kah?
Salah dirinyakah?
Atau salah semesta?
Ah.
*dan aku adalah A. Bodohkah aku?
Comments
Huahahanjir sama kayak gua! :p