2 (Puluh) 2

           Yap! Tanggal 4 Desember kemarin umur saya genap 22. Jika dilafalkan, dua puluh dua. DUA PULUH dua. Kepala dua. Ditambah angka dua lagi sebagai buntut. Rasanya kok tua sekali ya? Dulu waktu melihat sepupu-sepupu saya menginjak kepala dua, saya merasa mereka dewasa sekali dan saya ingin segera mencapai umur tersebut. Namun begitu saya yang mencapai umur dua puluh dua ini, kok rasanya saya sama-sama saja seperti sepuluh tahun lalu? Yang berubah hanyalah bentuk badan dan pemikiran yang lebih visioner. Selebihnya? Ya biasa saja, nothing special.
          But I think I was wrong. Saya pernah baca, tepatnya lupa di mana, bahwa memang ketika memasuki umur dua puluh, seseorang apalagi perempuan akan mengalami turbulensi. What? After that high school drama we must go through a turbulance again? Ya betul! Di usia dua puluhan (twenty something) kita merasa ingin memiliki hidup yang lebih baik dan lebih teratur dibanding ketika kita masih sekolah atau kuliah. Buat kalian yang berkarir, tentunya di umur segini lagi milih-milih mana sih sebenernya pekerjaan yang cocok buat gue, atau ada banyak dari kita yang akhirnya memilih mencoba mengarungi kehidupan baru dengan menikah. It's okay, semuanya wajar. Jadi kalo saya bilang umur dua puluh sekian tuh gak spesial, rasanya saya salah,

Terus udah dua dua, mau ngapain dong?

         Percaya gak sih, hey kalian yang merasa sudah tua di umur dua puluh sekian, banyak banget yang bilang bahwa kita tuh masih muda. Waktu di kantor saya ulang tahun, saya ditanya umur berapa dan saya menjawab "Dua puluh dua" dengan wajah lesu dan berasa tua, mereka semua jawabnya "Aduh, masih muda banget ya..... Enak deh!". Gitu. Jadi ya, kita tuh sebenernya gak tua-tua banget lho. And you still have a chance to make a change. Perubahan dalam hal apapun.
         Kemarin saya ketemu Alanda Kariza dalam rangka gathering para pembaca bukunya, Dream Catcher. Alanda ini salah satu orang yang menginspirasi saya karena saya tahu Alanda dari kecil. Maksudnya saya baca karya-karyanya Alanda dari SMP. Waktu umur Alanda 14 (saya 15), dia bikin sebuah novel bergenre teenlit yang judulnya 'Mint Chocolate Chips' dan di situ saya mikir ini anak umur segini kok bisa sih nerbitin buku. Dari situ saya selalu baca blognya Alanda dan tahu kiprahnya sedemikian besar di dunia anak muda.
        Kemudian saya juga ketemu sama Gisantia Bestari, penulis 'Cinta Adisty' jaman-jaman awal keluar teenlit gitu, ya sekitar SMP juga lah. Beberapa hari sebelumnya saya follow-followan dengan Gisa di twitter, saya kaget kok penulis yang saya baca bukunya pas SMP bisa follow saya.... Eh gak taunya di gathering kemarin ketemu dan kita saling berbagi mimpi-mimpi kita mau jadi apa dan bagaimana, Gisa dan Alanda, misalnya, ingin mencoba menulis dan menerbitkan buku bergenre fiksi.
        Akhirnya saya sampai pada kesimpulan bahwa, man, you still twenty-something, you must do harder and do something more for reaching your dreams. Misalnya jadi penulis terkenal, ya tulislah buku loe SEKARANG. Mau jadi editor in chief di majalah fashion, ya tulislah artikel-artikel tentang fashion dan apply ke majalah kayak Bazaar, Cosmo, Marie Claire, InStyle dan lainnya! Mau ke Praha, ya kumpulin duit lah dari sekarang. Do something!
        Kalo dulu umur belasan kita boleh HANYA bermimpi, nah sekarang, umur dua puluh sekian adalah waktunya kita untuk berbuat sesuatu untuk menggapai mimpi kita itu. Jangan cuman diem. Udah kepala dua, make it happens! Jangan cuma sekadar bermimpi.
Ini bedanya kita para kepala dua dengan anak belasan tahun, kita sudah punya golden ticket untuk meraih mimpi-mimpi kita saat remaja. Cari kesempatan, dan buatlah mimpi loe tercapai!


PS: Biar gak sakit karena gak kesampaian, biasanya saya sih punya mimpi yang realistis dan bisa dicapai. Saya punya target untuk mencapainya. Kalo kata Alanda sih, ini namanya 'Goal'. 'Goal' itu adalah 'Dream with a deadline' jadi loe tahu kapan loe harus mencapai goal tersebut.

So, kata siapa dua puluh sekian itu tua?
Gue masih muda kok! :)



x o x o,
-Tasha-

Comments

Popular Posts