Satu Dasawarsa
Angin, bisa tolong titipkan salamku padanya malam ini?
Lewatilah pintu kamarnya, tembuslah dindingnya, dan bisikkanlah di telinganya
"Aku kangen kamu..."
Angin, bisa tolong katakan padanya seluruh asa yang menyelusup di sukmaku malam ini?
Masuklah menembus langit-langitnya, melalui nako dan kasa tempat Ia berbaring
"Sepuluh tahun sudah aku mencintaimu..."
Dan tak berhenti. Hingga detik ini.
Sudah berkali kucoba melupakan, menghapus memori tentangmu
Tapi tak bisa.
Kau muncul terus menerus, adiktif, seperti kafein.
Satu dasawarsa telah kulewati, tapi namamu terus ada di sini.
Tulus,
menanti.
-Aku, yang ternyata belum bisa berpindah hati-
Lewatilah pintu kamarnya, tembuslah dindingnya, dan bisikkanlah di telinganya
"Aku kangen kamu..."
Angin, bisa tolong katakan padanya seluruh asa yang menyelusup di sukmaku malam ini?
Masuklah menembus langit-langitnya, melalui nako dan kasa tempat Ia berbaring
"Sepuluh tahun sudah aku mencintaimu..."
Dan tak berhenti. Hingga detik ini.
Sudah berkali kucoba melupakan, menghapus memori tentangmu
Tapi tak bisa.
Kau muncul terus menerus, adiktif, seperti kafein.
Satu dasawarsa telah kulewati, tapi namamu terus ada di sini.
Tulus,
menanti.
-Aku, yang ternyata belum bisa berpindah hati-
Comments